Administrasi telah
ada sejak adanya dua orang manusia (adam & hawa) bekerjasama untuk
mencapai tujuan hidupnya yang didorong oleh kebutuhan dengan kemampuan yang
serba terbatas, sehingga terjadi praktek administrasi secara alami atau
pelaksanaan administrasi sebagai seni. Administrasi juga berkembang
bersama sama dengan perkembangan peradaban manusia.
Dengan dan melalui
analisis sejarah dapat dilacak dan diketahui bahwa padakira-kira tahun 1300 SM,
bangsa Mesir telah mengenal Administrasi. Max Webber, seorang sosiolog
berkebangsaan Jerman yang terkemuka pada zamannya, meyakini Mesir sebagai
satu-satunya Negara yang paling tua yang memiliki administrasi birokratik.
Demikian juga di Tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow
yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “Administrasi Pemerintahan”.
Dari Yunani (430 SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis,
Romawi dengan De Officiis dan De Legibus´nya Marcus Tullius Cicero;
dan abad 17 di Prusia, Austria, Jerman, dan Prancis, dengan Kameralis, yang
mengembangkan ilmu Administrasi Negara, misalnya system pembukuan dalam
hal Administrasi Keuangan Negara, Merkanitilis (sentralisasiekonomi dan
politik) dan kaum Fisiokrat yang berpengaruh selama kurun waktu1550-1700-an.
Awal Pemikiran administrasi
awalnya dikuasai oleh nilai-nilai budaya yang anti bisnis, anti prestasi, dan
sebagian besar anti manusia. Indusrialisasi tidak bisa muncul apabila
orang-orang harus menjadi pusat-pusat mereka dalam hidup, bila raja-raja yang
dikuasai oleh pusat, mendikte, dan bila orang-orang dihimbau untuk mengambil
tidak bermaksud untuk pemenuhan yang individu di dunia ini tetapi untuk
menantikan seseorang yang lebih baik. Di depan revolusi industri,
Masyarakat-masyarakat dan ekonomi adalah sangat utama dan statis, dan
nilainilai politis melibatkan pengambilan keputusan yang secara sepihak oleh
sebagian orang otoritas pusat. Walaupun beberapa awal gagasan untuk manajemen
yang muncul, mereka sebagian besar dilokalisir. Organisasi-organisasi bisa
menjadi kekuasaan raja, di pendekatan dogma bertujuan untuk setia, dan disiplin
ketat ala militer. Ada sebagian kecil atau tidak ada untuk mengembangkan satu
badan formal dari manajemen yang dipikirkan di bawah ini bukan keadaan yang
terindustrialisasi. Tiga angkatan yang saling berinteraksi dan berkombinasi
untuk menghidupi satu usia baru dari industrialisasi. Yang ditandai ketika
etika, atau manusia pengaturan baku melakukannya, Mereka menggambarkan
bagaimana keadaan sosial , ekonomi, dan sikap-sikap politis sedang berubah
sepanjang masa kelahiran kembali sebuah budaya. Etika yang dibahas adalah pada
kenyataannya suatu perjuangan antara kaum tua tradisional dan kaum muda modern,
baru saja muncul dalam masyarakat. Susila protestan adalah suatu tantangan yang
dimanasampai otoritas pusat gereja dan satu tanggapan sesuai dengan kebutuhan
orang-orang untuk berprestasi di dunia ini; susila kebebasan mencerminkan
perjuangan masa lampau antara kaum monolitis dan bentuk Negara. Wakil rakyat
dicari untuk melindungi hak yang individu; dan susila pasar adalah suatu hal
yang dilemparkan sebelum bangsawan yang ada lebih menyukai sistem ekonomi
merkantilisme. Perjuangan yang mewakili di sini adalah satu : kebersamaan
melawan invidual, hak azasi manusia dan proses otokrasi (kuasa mutlak) melawan
pelanggaran hak- hak azazi (kesewenang-wenangan) , dan pemusatan melawan
desentralisasi. Perjuangan ini harus terus berlanjut hingga sekarang Kelahiran
kembali budaya ini akan menetapkan prasyarat-prasyarat untuk industrialisasi
dan sesudah itu kebutuhan akan satu badan sistematis , yang disusun ,dan masuk
akal dari suatu pengetahuan bagaimana cara mengatur.
Perbaikan dan kemunculan ekonomi pasar
memerlukan para manajer untuk menjadi lebih kreatif dan untuk lebih baik untuk
mengetahui sekitar bagaimana yang terbaik untuk mengatur satu organisasi.
Berhadapan dengan satu persaingan yang kompetitif harus mengubah kehidupan
kita, manajer harus mengembangkan potensi dari pengetahuan sekitar bagaimana
yang terbaik untuk menggunakan sumber daya. Orang-orang mulai berpikir tentang
bagaimana memperoleh dan harus mempunyai cara yang masuk akal yang didasarkan
pada bagaimana membuat keputusan-keputusan; tidak lagi organisasi-organisasi
yang dioperas idi penuhi oleh beberapa tingkah-tingkah. Perubahan ini tidak
datang tiba-tiba tetapi terjadi dalam satu periode yang lama dari waktu ke
waktu sebagai budaya yang harus diubah.
Fakta-fakta “administrasi” seperti
dikemukakan diatas hingga 1886 dikenal sebagai praktek dan teknik kerja sama
atau sebagai seni “administrasi” yang belum ditelaah secara ilmiah. Adapun
puncak analisis ilmiah (scientific analysis) mengenai fenomena administrasi
berdasarkan fakta sejarah dimulai pada akhir abad ke 19 dengan munculnya
gerakan manajemen ilmian “Scientific Management” yang diperoleh oleh Frederick
Winslow Taylor (1856-1925) sekaligus memberikan identitas “ilmu” bagi
Administrasi yang kemudian disempurnakan dengan munculnya berbagai teori dan
pendekatan bagi studi administrasi, seperti teori dan pendekatan birokrasi,
hubungan manusia (human relation), teori pendekatan dan perilaku, pendekataMasa
perkembangan ilmu administrasi, sejak lahirnya tahun 1886 sampai sekarang telah
menjalani empat masa, yaitu :
- Masa pertama disebut survival period (1886-1930). Tahun 1886 sering disebut sebagai “tahun” lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun itulah gerakan manajemen/administrasi ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Serikat yang dijuluki bapak ilmu manajemen, dan kemudian diikuti oleh Henry Fayol di Prancis yang dijuluki pula bapak ilmu Administrasi. Dalam masa ini para sarjana mulai memperjuangkan supaya pengetahuan administrasi sebagai ilmu yang mandiri atau sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin). Demikian juga dalam masa inilah para ahli dan sarjana mengkhususkan dirinya dalam bidang administrasi dan manajemen.
- Masa kedua disebut consolidation and completion period (1930-1945). Dalam masa ini asas-asas, rumus-rumus dan kaidah-kaidah (norma) ilmu administrasi lebih disempurnakan. Dan dalam masa ini juga mutu (quality) dan jumlah (quantity) para sarjana administrasi turut dikembangkan serta gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi Negara dan niaga banyak diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
- Masa ketiga disebut human relations period (1945-1959). Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan menyelidiki segala hubungan dari semua orang dalam kegiatan kerjasama, baik hubungan yang bersifat resmi (dinas,formal) maupun yang tidak resmi (informal). Pada masa ini pula ditulis pula hampir semua buku mengenai hubungan antar manusia dalam kegaiatan kerjasama mereka.
- Masa keempat disebut behavioral period (1959-sekarang). Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai mengadakan perhatian serta peningkatan terhadap penyelidikan mengenai tindakan-tindakan dan perilaku orang-orang dalam kehidupan berorganisasi dan dalam bidang pekerjaannyan system maupun pendekatan kontingensi (contingency approach). Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan tentang Administrasi. Adapun pengertian dari Administrasi menurut “Ilmu” adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang bersifat kooperatif dan bagaimana cara-cara merealisasikannya yang terkumpul secaras sistemasi. Sedangkan pengertian Administrasi sebagai “Seni” adalah merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat memberi peranan yang diharapkan. Adapun pengertian luas dan sempit dari Administrasi adalah : Administrasi dalam arti sempit, yaitu berasal dari kata “administratie” (bahasa Belanda) yang meliputi kegiatan: catat-mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas, yaitu dari kata “administration” (bahasa Inggris). Administrasi merupakan kegiatan dari pada kelompok yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar